• LinkedIn
  • Join Us on Google Plus!
  • Subcribe to Our RSS Feed

Senin, 16 Maret 2009

Journey 1

05.13 // by Unknown // // No comments


Journey to bekasi ,kampung melayu dan kampung rambutan

Hmmm hari ini baru aku rasakan betapa sengsaranya orang yang demi hidupnya dan keluarganya harus rela ada di jalan raya di siang hari yang tidak ramah. Hari ini senin 16 Maret aku berangkat keluar rumah pukul 9.00. Keadaan matahari tidak begitu terik. Hmm cukup bersahabat dengan suasana hatiku yang berencana ingin membawa lamaran ke beberapa rumah sakit di daerah bekasi yang ingin aku kunjungi.

09.15
Aku berdua dengan sepupuku yang berbaik hati mengantarku, tujuan pertama ke pekayon ke rumah sakit ibu dan anak (A***)kami menggunakan angkot KO2 (kendaraan berwarna kemerahan) yang mengantarkan tidak lebih dari 5 orang penumpang siang itu.

09.30
Setelah masuk dan berbincang sejenak dan menaruh lamranku disana kami kembali menaiki angkot yang sama menuju bekasi tepanya ke BCP(bekasi cyber Park) menyebrang sampai ke kali malang, berhubung menurut sepupuku itu lokasi ke 2 itu dekat, kami berjalan kaki menuju rumah sakit G*****. Untungnya aku tak lupa membawa payung, Bekasi yang sudah jarang pepohonan dan banyak sekali polusi membuat udara yang kotor itu bertambah panas, tidak menyenangkan berjalan kaki di trotoar yang tidak lagi diperuntukan bagi pejalan kaki, harus mengalah melihat di sana sudah tertata rapi beberapa pedagang asongan dan gorengan.

10.00
Perjuangan memasuki rumah sakit yang tinggi itu membuat kami haus dan sedikit pusing,(Itu aku) karena tidak terbiasa dengan berjalan kaki yang begitu panjang dan panas membuat kepalaku cenut-cenut(Pusing), kami melanjutkan menaiki angkot tercinta kali ini tujuan ke kampung melayu.

11.00
Bukan karena macet, melainkan banyak kebiasaan si mpunya mobil yang menunggu dengan setia para penumpangnya di setiap tikunganlah yang membuat perjalanan terasa panjang dan lama ditambah udara yang panas membuat keringatku mulai membasahi kemejaku.
Sebagai informasi saja, pakaianku ku sesuaikan dengan baik, jadi agak panas di badan, kemeja plus blazer dan jelana bahan coklat, dengan sepatu pantofel. Sopan dan sesuai peruntukannya.

11.15
Terminal Kampung melayu, memang bisa dikatakan pusat bertemunya semua orang, terbukti banyak terlihat sampah yang berserakan dan bau tak sedap hasil karya pembuangan sisa ekresi dari bapak-bapak supir yang menjadi langganan mengeluarkan sisa eliminasi mereka disana.
Himbauan apa lagi yang harus dilakukan agar warga jakarta ‘ngeh sama kesehatan diri mereka sendiri. Dari kampung melayu kami naik angkot 26, sekitar 1 menit kami sampai di rumah sakit yang diperuntukan bagi ibu dan anak itu.
Tidak berlama-lama kami disana, karena waktu sudah menunjukan pukul 12.00, matahari sedang asyik ada di kepala, panas yang menyengat dan banyak bau tidak sedap dari beberapa bapak tukang parkir yang setia menunggu mobil yang bukan miliknya dan berharap sekedar lembaran uang 1000 atas jasanya.
Kami mengarah kembali kekampung melayu, hemat tenaga kami jalan kembali, karena apabila naik angkot akan berputar jauh dan butuh waktu lebih lama. Terpaksa mengeluarkan payung dan berjalan kembali melawan arus dan melawan angin panas di tambah debu yang beterbangan dan tidak sopan mengenai wajahku.

12.20
Untungnya sepupuku menyarankan naik bus way. Senangnya tidak harus berdesak-desakan dan menikmati semeriwing angin AC bukan sekedar AC(angin cepoi-cepoi). Dengan mengeluarkan 3000 rupiah kami duduk dan mengistirahatkan kaki yang pegal dan kepala yang terkena panas jakarta. Kali ini aku mendukung pemerintah yang setidaknya memikirkan nasib aku dan sepuppuku, bagaimana tidak, jika belum ada bus way, mungkin aku sudah pingsang di terminal itu.

13.00
Suasana tidak terasa panas dan menyenangkan serta nyaman di dalam kendaraan yanng masih menjadi perbincangan di kalangan warga jakarta, tidak terasa kami sudah berada di terminal kampung rambutan, kami menaiki angkot kecil 121 arah cilengsi cibubur. Tujuan kami selanjutnya ke cibubur, daerah wisata yang banyak perumahan yang mayoritas diperuntukan bagi penaranakan (bukan pribumi). Ada 2 rumah sakit yang menjadi tujuan kami, dan jaraknya cukup dekat sekitar 2 meteran.

13.15
Kami makan dulu, suasana panas dan pegal membuat lapar, kebetulan memang sudah waktunya diisi, kami makan di tempat makan bakmi J****, tempat makan yang diperuntukan bagi keluarga. Setelah cukup terisi kami berpisah di sana, karena sesupuku tinggal di daerah kampung rambutan dan aku ke arah komsen, dekat perumahanku. Kami berpisah dan aku melanjutkan perjalanan menggunakan angkot 44, angkot yang trayeknya cukup jauh menurutkku.

14.40
Akhirnya sampai komsen dan aku harus sekali lagi naik angkot kesayangan k02 dan sampai di perumahan duta indah, naik becak –tau ga ya kendaraan ini sudah cukup jarang- (kendaraan yang di kayuh bapak-bapak) sapai ke depan rumah tercinta

15.00
Hmmmm..... akhirnya sampai di rumah dan minum 2 gelas air putih untuk menetralisir pening kepalaku. Dan ku buka laptop dan menulis cerita ini.
Bersyukur, untuk hari ini belajar banyak:
1. Mencintai TuhanKu, karena masih di berikan pelajaran yang menambah ilmu untuk dunia akheratku
2. Lebih mencintai orang tuaku, karena mereka aku sekolah dan berpendidikan
3. Mencintai mereka lebih banyak, karena mereka aku hidup lebih baik daripada semua orang yang kutemui sedang berpanas-panasan di jalan raya

4. Mencintai diriku,karena masih bisa bersyukur dan menjadi termotivasi lebih baik untuk hari esok, dan semoga suatu hari aku bisa membantu orang-orang itu dengan ilmu dan baktiku
5. Bahwa satu hal, langkah kaki hari ini telah mengajarkan banyak pelajaran, tetapi hanya bisa di pelajari apbila bisa melihat dan mencermati pelajaran itu.
6. Semoga kalian belajar , sama dengan aku

0 komentar:

Posting Komentar